Yang harus anda ketahui untuk jerawat yang cukup parah atau berat tidak bisa dihilangkan secara instant, pasti memerlukan waktu sekitar beberapa bulan. Setelah menyembuh pun, usahakan tidak langsung menghentikan pengobatan, namun kontrol secara teratur untuk mencegah kekambuhan.
Pada orang-orang tertentu yang memiliki bakat genetik untuk timbul acne dan acne nya hampir selalu muncul, memang obat olesan (krim /salep/gel) dan antibiotik saja tidak cukup. Diperlukan pengobatan lanjutan.
Beberapa langkah pengobatan pada kasus jerawat superficial dan jerawat dalam:
Jerawat superfisial
Pengobatan jerawat bisa dilakukan dengan mengoleskan antibiotik clindamycin atau erythromycin dengan atau tanpa zat iritan (misalnya tretinoin).
Antibiotik minum (per-oral) seperti tetracycline, minocycline, erythromycin atau doxycycline bisa mengurangi jerawat permukaan.
Sinar matahari dapat membantu mengeringkan kulit dan mempercepat penyembuhan. Tetapi pada penderita yang menggunakan tretinoin, sinar matahari bisa menyebabkan iritasi yang hebat.
Tretinoin tersedia dalam bentuk krim, cairan atau gel dan bisa mengeringkan kulit tetapi pemakaiannya harus hati-hati.
Jika terjadi iritasi, tretinoin hanya boleh digunakan pada malam hari. Selain itu tretinoin dioleskan tipis-tipis, tidak boleh mengenai mata, sudut bibir dan lipatan kulit di sekitar hidung.
Selama beberapa hari pertama pemakaian tretinoin, mungkin jerawat tampak semakin memburuk dan perbaikan baru terjadi dalam waktu 3-4 minggu.
Obat lain yang dapat digunakan adalah benzoyl perokside dan obat yang mengandung sulfur resorsinol.
Obat tersebut biasanya dioleskan 2 kali/hari, yaitu pada malam dan pagi hari.
Obat derivat retinoid lainnya yang dapat digunakan antara lain isotretinoin, adapalene, dan tazarotene
Jerawat dalam
Diberikan antibiotik minum (per-oral) seperti tetracycline, minocycline, atau erythromycin selama beberapa minggu.
Pada remaja putri, pamakaian antibiotik bisa menyebabkan infeksi jamur pada vagina (vaginitis kandidiasis).
Jika pemberian antibiotik tidak berhasil, diberikan isotretinoin per-oral.
Obat ini sangat efektif tetapi pemakaian pada wanita hamil bisa menyebabkan cacat bawaan pada janin. Karena itu wanita yang sedang menjalani pengobatan dengan isotretinoin sebaiknya juga menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. Kontrasepsi harus mulai dipakai 1 bulan sebelum, selama dan 1 bulan sesudah pemakaian isotretinoin.
Sebelum mulai meminum isotretinoin dan setiap bulan selama meminum tretinoin, sebaiknya setiap wanita yang sudah menikah menjalani tes kehamilan.
Pemeriksaan darah juga harus dilakukan untuk meyakinkan bahwa obat tidak mempengaruhi sel darah, hati, dan kadar lemak (trigliserida dan kolesterol). Pemeriksaan darah dilakukan sebelum dan 2 minggu setelah pengobatan dimulai, lalu setiap bulan selama penderita menjalani pengobatan.
Kebanyakan penderita yang memakai isotretinoin mengalami kekeringan pada mata, bibir pecah-pecah dan kekeringan pada kulit tipis yang melapisi vagina atau penis. Untuk mengatasi kekeringan ini bisa diberikan jeli petroleum.
Sekitar 15% pemakai tretinoin mengalami nyeri atau kekakuan pada persendian yang besar dan punggung bagian bawah; nyeri bisa dikurangi jika dosis obat diturunkan.
Pengobatan biasanya berlangsung sampai 20 minggu. Jika diperlukan pengobatan lanjutan, sebaiknya diberi jarak sekitar 4 bulan.
Kadang kista yang meradang atau abses diobati dengan menyuntikkan kortikosteroid langsung ke dalamnya.
Untuk mengeluarkan nanahnya, juga bisa dilakukan penyayatan pada kista atau abses.
Dermabrasi adalah suatu prosedur dimana permukaan kulit digosok dengan suatu alat pengasah yang terbuat dari logam untuk membuang lapisan paling atas. Tindakan ini dilakukan untuk mengangkat jaringan parut yang kecil.
Terapi sinar X tidak dianjurkan untuk mengatasi jerawat dan salep kortikosteroid bisa memperburuk jerawat.
Untuk wanita yang memiliki jerawat hebat selama siklus menstruasinya bisa diberikan pil KB, tetapi hasilnya baru diperoleh setelah pemakaian pil KB selama 4-6 bulan.
0 komentar:
Post a Comment